REVIEW JURNAL NASIONAL ''Hubungan antara Kepercayaan Epistemologi dan Pendekatan Belajar: Studi Metaanalisis"

REVIEW JURNAL NASIONAL FILSAFAT ILMU

Disusun untuk memenuhi tugas mata
Kuliah Filsafat Ilmu yang di bina oleh
Ibu Dr. Sally Marisa Sihombing, S.IP.,M.Si
Oleh :
Rahul Manufan Pandra (203010702011)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2020

Jurnal Nasional
Judul : Hubungan antara Kepercayaan Epistemologi dan Pendekatan Belajar: Studi Metaanalisis
Penulis : M. Nur Ghufron
Halaman :-
Tahun Terbit :-

Review Jurnal
Review Jurnal Nasional
Jurnal Filsafat Hubungan antara Kepercayaan Epistemologi dan Pendekatan Belajar: Studi Metaanalisis


Ulasan Jurnal
Kepercayaan,peristiwa, objek, dan lingkungan dalam kehidupanseseorang dapat mempengaruhi tingkah laku spesifik seseorang, tidakterkecuali dalam proses belajar. Kepercayaan, apalagi bila dikaitkan kepercayaan pada epistemologi, menarik untuk dikaji karena merupakan dasar 
‐ dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusiadan menjadi bahan pijakan. Secara etimologis, epistemologi berasal dari bahasa Yunani, gabungan kata”episteme”dan”logos”. Episteme berarti pengetahuan sedangkanlogos lazimnya menunjukkan teori atau pengetahuansecara sistemik. Epistemologi adalah cabang ilmu yang menengarai masalah-masalah filosofis yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Dengan kata lain,epistemology adalah bagian filsafat yang meneliti asal
‐usul, asumsi dasar,sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan (Sudarsono, 1993).Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja menentukan karakter pengetahuan, bahkan menentukan kebenaran macam apa yang dianggap patutditerima dan apa yang patut ditolak.Dalam jurnal ini akan dipaparkan studi metaanalisis antara hubungankepercayaan epistemology dan pendekatan pembelajaran, dimana studi inidimulai dari mengkaji arti dari epistemology dan pendekatan pembelajaranmelalui pendapat para tokoh-tokoh yang seumur hidupnya bergelut dengankajian ini. Hoffer (2001) dengan gagasannya tentang kepercayaanepistemology dalam psikologi pendidikan., Beuhl (2003) yang mengutarakan bahwa William Perry sebagai tonggak utama dimulainya penelitian
 
kepercayaan individu tentang epistemology secara empiris, serta Magolda(2004) yang mengajukan model refleksi epistemologis, yang kemudiandiharapkan dengan mengaplikasikan model ini. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara metaanalisis hubungan antarakepercayaan epistemologi dan pendekatan belajar.Schommer (1994; 2004) telah membuat sebuah model multidimensi untukmenjelaskan elemen dasar sistem kepercayaan epistemology. Konsep penelitian sebelumnya menemukan bahwa kepercayaan epistemologysebelumnya sangat kompleks dan unidimensi yang memfokuskan padakeunikan aspek epistemology individu. Lima taksonomi tentang kepercayaanyang diajukan Schommer meliputi kepercayaan tentang : (1) pengetahuanyang bersifat sederhana, misalnya pengetahuan terorganisir secara sederhanaatau terpotong-potong ataukah mempunyai keterkaitan berbagai konsep. (2) pengetahuan bersifat pasti, bersifat absolut, menetap atau berkembang. (3) pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu. (4) belajar dengan cepat,seperti mahir dengan cepat atau bertahap melalui proses dengan mudah atau perlu kerja keras dan (5) kecakapan dalam memperoleh pengetahuan yang bersifat bawaan sehingga dapat berkembang setiap saat.Hipotesa asli dari kepercayaan yang diajukan Schommer (1994; 2004)meliputi kepercayaan tentang: 
(a) struktur pengetahuan (the structure ofknowledge),
(b) stabilitas pengetahuan (stability of knowledge), 
(c) sumber pengetahuan (the sources of knowledge)
(d) kecepatan belajar(the speed of learning) dan 
(e) kecakapan dalam memperoleh pengetahuan
(innate ability).Sesudah itu, Jehng, Johnson, & Alexander (1993) menggunakan satu versimodifikasi pengukuran Schommer dari kepercayaan epistemologi(menggantikan struktur dari pengetahuan dengan proses belajar), kemudianSchraw (2001) meningkatkan daftar pertanyaan Schommer yang dinamainya Epistemic Belief Inventory
(EBI) dengan tujuan untuk memaksimalkan danmenangkap semua dimensi pengukuran Schommer.
 
Proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa selalu menjadi perhatianutama para peneliti pendidikan. Para peneliti mempunyai teori dan modelyang berbeda‐beda untuk memahami tentang proses pembelajaran danmotivasi belajar siswa. Salah satu model yang sering digunakan dalam menelaah pembelajaran dan belajar adalah teori model 3P yang diuraikanDunkin dan Biddle pada tahun 1974 (Chan, 2003; Chan, 2007), yangmenghubungkan komponen
‐komponen utama di dalam belajar dalam kelasmenjadi tiga hal, yaitu: 
(1) P yang berarti presageadalah karakteristik ‐karakteristik siswa dan konteks pengajaran, 
(2) P yang berarti procesadalah proses pengajaran dan 
(3) P yang berarti product atau hasil pengajaran.Pendekatan belajar secara umum adalah sebuah perilaku nyata dariindividu sebagai seorang pelajar dalam belajar yang menentukan tingkat hasil belajarnya. Para peneliti ketika mengkaji pendekatan belajar biasamenggunakan berbagai macam perspektif, misalnya perspektif pengelolaandiri dalam belajar (Phan, 2008; Barnard, 2008), pendekatan konstruktivisme(Tsai, 2000), pendekatan belajar yang berbasis teknologi seperti internet (Tsai& Chuang, 2005;Braten & Stromso, 2006), pendekatan belajar mendalamyang lebih menekankan pemahaman seorang pelajardan pendekatan belajar permukaanyaitu kemampuan seseorang dalam pemenuhan permintaan tugas(Cano, 2005; Chan, 2003; Chan, 2007; Phan, 2006; Harris, 2003) dan pendekatan dalam mempertinggi ego meraih kesuksesan (Chan, 2003).Kepercayaan siswa tentang kemampuan mereka dalam belajar merupakankomponen penting yang berpengaruh pada aktivitas metakognisi (Schommer,1994), elemen motivasi dan prestasi (Neber & Schommer 
Aikins, 2002).Kepercayaan epistemologi juga merupakan faktor penting dan menentukandalam mengungkap penggunaan pendekatan belajar siswa. Hofer (2001)mengajukan tiga kata kunci untuk memperjelas keterkaitan epistemologydengan belajar, yaitu: (a) epistemology adalah perkembangan, di mana perkembangan adalah tujuan pendidikan, dan merupakan bagian untukmembantu perkembangan epistemologi, (b) epistemology ada di dalam bentukkepercayaan, dan belajar dipengaruhi kepercayaan epistemology yang  
dipegang individu, dan (c) epistemologi juga teori yang mana dalam proses belajar sebagaimana teori lainnya bisa aktif dan dapat digunakan tergantung pada kesesuian atau kondisi tertentu.Kepercayaan tentang bagaimana mendapatkan pengetahuan akan berpengaruh pula terhadap perilaku belajar siswa, seperti kepercayaan siswamengenai waktu yang dibutuhkan untuk belajar mata pelajaran tertentu,apakah pelajaran tersebut bisa dilakukan dengan cepat(quick learning)atau merupakan proses berangsur 
‐angsur, bisa dengan mudah atau perlu kerjakeras, dan juga kepercayaan terhadap kemampuan atau kecerdasan dalammemperoleh pengetahuan
(innate ability) yang bersifat bawaan yang menetapataukah dapat berkembang setiap saat.Peterson (dalam Brownlee et al., 2008) menyatakan karena pendidikan berhubungan dengan pengetahuan, maka sesungguhnya epistemologi dalam pendidikan sangat fundamental posisinya. Selain itu, hubungan kepercayaanepistemology terhadap pendekatan belajar seseorang juga menjadi salah satuisu yang paling menonjol dalam psikologi pendidikan (Bendixen & Rule,2004). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan epistemologyindividu berpengaruh terhadap perbedaan aspek dalam proses belajar (Ryan,1984; Schommer, 1993a; Buehl & Alexander, 2005) seperti kepercayaanepistemology berpengaruh terhadap prestasi belajar (Hofer, 2000; Hofer,2001; Ryan, 1984; Schommer, 1993b; Schommer, Calvert, Gariglietti, &Bajaj, 1997), perubahan konseptual (Qian & Alvermann, 1995), pemahamanteks (Schommer, 1990; Schommer, Crouse, & Rhodes, 1992; Bra°ten&Strømsø, 2006a), penentuan topic (Kardash & Howell, 2000; Mason, Gava, &Boldrin, 2008), moral (Ren, 2006), pencarian informasi (Whitmire, 2003;Whitmire, 2004), memprediksi kesalahan berpikir (Weinstock et al., 2006),mempertinggi pengelolaan diri dalam belajar, sehingga menurunkan tingkat penundaan akademik (Boffeli; 2007) dan kepercayaan epistemologi berpengaruh terhadap penggunaan pendekatan belajar (Cano, 2005; Chan,2007; Phan, 2006; Phan, 2008; Zhao, Carol, & Chan, 2008; Tsai, 2000; Tsai &Chuang, 2005; Bra°ten& Strømsø, 2006b; Barnard, 2008; Harris, 2003)
 
Model yang paling sering dihubungkan dengan pendekatan belajar dalam penelitian ini adalah model Schommer (1990; 1994) yang terdiri dari limataksonomi kepercayaan meliputi kepercayaan tentang: (1) pengetahuan yangsifatnya sederhana
(simple knowledge)
, (2) pengetahuan pengetahuan bersifat pasti
(certain knowledge),
(3) pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu
(omniscient/authority/expert knowledge)
, (4) belajar dengan cepat
(effort/process/ quick Learning),
dan (5) kecakapan dalam memperoleh pengetahuan
(fixed /innate ability)
. Secara keseluruhan dampak kesalahan pengambilan sampel kepercayaan epistemology hasilnya beraneka ragamnamun hasil dampak semuanya tidak sampai 1%. Dengan demikian, secarakeseluruhan mempunyai prosentase faktor lain yang belum teridentifikasisebesar 99,99%. Presentase yang kecil ini menunjukkan kemungkinan biaskesalahan karena kekeliruan dalam pengambilan sampel adalah kecil. Hasilsecara keseluruhan studi metaanalisis ini memperkuat landasan teori yangdipakai dalam studi metaanalisis ini bahwa kepercayaan
kepercayaan individusekitar sifat pengetahuan dan kemampuan siswa adalah salah satu variabel penting yang berpengaruh terhadap prilaku belajarnya (Dweck & Leggettdalam Tasaki, 2001), berpengaruh pada aktivitas metakognisi (Schommer,1994), elemen motivasi dan prestasi (Neber & Schommer 
Aikins, 2002).Kepercayaan tentang sifat pengetahuan dan kemampuan siswa jugamerupakan salah satu variabel penting untuk menambah faktor 
faktorkarakteristik siswa dalam melakukan pendekatan belajar (Cano, 2005).Meskipun berbagai penelitian sudah menguji hubungan antarakepercayaan epistemology dan pendekatan belajar, namun masih sedikit dan bahkan belum ada studi metaanalisis dan peninjauan ulang secara sistematis pada hasil penelitian yang sudah ada tersebut

Simpulan
Dengan demikian, dari penelitian metaanalisis ini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan epistemologi secara perdimensi berupa pengetahuan bersifat pasti ( certain knowledge), pengetahuan yang bersifat sederhana
(simple knowledge),pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu (authority/expert knowledge),
kecakapan dalam memperoleh pengetahuan (fixed/innate ability),belajar dengan cepat (effort/Process quick learning)
dankepercayaan epistemology yang tidak teridentifikasi dimensinya bisadijadikan prediktor individu dalam pemilihan pendekatan belajar yangdigunakan. Kelima dimensi kepercayaan epistemology membentuk polahubungan dan alasan yang berbeda dalam menggunakan pendekatan belajar.Hasil penelitian ini dapat menjadi petunjuk yang lebih spesifik bagi penelitian selanjutnya. Untuk penelitian lainnya diharapkan mampu bersikaplebih kritis dalam memandang suatu hasil penelitian. Suatu hasil penelitiantidak dapat dipercaya secara penuh mengingat adanya artefak atau kesalahanyang dilakukan peneliti

Komentar