REVIEW JURNAL NASIONAL FILSAFAT ILMU " FILSAFAT ISLAM"

REVIEW JURNAL FILSAFAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata
Kuliah Filsafat Ilmu yang di bina oleh
Ibu Dr. Sally Marisa Sihombing, S.IP.,M.Si
Oleh :
Rahul Manufan Pandra (203010702011)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2020

Jurnal Nasional 
Judul : Filsafat Islam
Penulis : Syamsuddin Arif
Halaman : 1-22 halaman
Tahun Terbit : Mei 2014

Review Jurnal
Istilah ’filsafat’ atau ’falsafah’ dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Arab: ﻔ ﻠﻓ .Ia merupakan pengaraban dari kata majmuk (philosophia) yang dalam bahasa Yunani kunogabungan dari kata philein (cinta) dan sophia (kearifan). Apa makna “sophia”? Kata Aristoteles:“Biasanya sophia dipahami sebagai pengetahuan mengenai pokok -pokok perkara dan sebab-sebabnya. Para cendekiawan Romawi dan Skolastik abad pertengahan kemudian menerjemahkan “sophia” ke dalam bahasa Latin menjadi “sapientia”, dari kata kerja sapere yang artinyamengetahui. Thomas Aquinas menurunkan definisinya: “Sapientia adalah pengetahuan yang membahas sebab-sebab utama dan sebab-sebab umum; sapientia meneliti sebab-sebab inti darisegala sebab. Singkatnya, “filsafat” itu ilmu pengetahuan yang dicapai manusia dengan akal pikirannya. Para filsuf/mempelajari aneka persoalan alam semesta, langit, bumi, manusia, hewan,tumbuh-tumbuhan, mineral, dan lain sebagainya. Mereka adalah kelompok orang-orang yang dizaman sekarang kita panggil sebagai saintis. Betul, filsuf adalah saintis, karena waktu itu belumdikenal pemisahan dan pembedaan sempit seperti yang kita kenal saat ini antara filsafat dansains, antara filsuf dan saintis, antara ahli biologi dan ahli geologi, antara ahli fisika dan ahlikimia.Pembelajaran dan pengajaran filsafat di dunia Islam hingga kini masih terkendala oleh banyak hal. Pertama, adanya gambaran keliru belajar filsafat itu sulit dan rumit, di sampinganggapan umum bahwa belajar filsafat itu sia-sia, membuang waktu saja karena tidakmendatangkan manfaat ekonomis dan tidak jelas apa gunanya. Menjadi tugas para guru, dosendan ilmuan untuk menepis anggapan semacam itu dan menerangkan hakikat filsafat danmanfaatnya untuk mengasah keterampilan berpikir analitis, kritis, dan kreatif, serta kemampuanmengutarakan hujah atau argumen secara logis dan ilmiah. Bahwa ada kasus-kasusmemprihatinkan di kalangan mahasiswa yang menjadi ateis, melecehkan nabi dan ulama,mengabaikan kewajiban agama, dan sebagainya, hal itu bukan semata-mata disebabkan oleh
filsafat sebagai disiplin ilmu, melainkan lebih karena sikap mental yang buruk alias sû’ al
-adab(tidak tahu diri) dan diabolisme intelektual (merasa diri hebat, angkuh, membangkang,mengingkari kebenaran, dan melecehkan otoritas).

Komentar